Epidermis adalah bagian kulit berupa jaringan epitel gepeng berlapis banyak yang tidak mengandung pembuluh2 darah, pembuluh2 limfe, syaraf2/jaringan ikat. Ketebalanya berbeda-beda diberbagai daerah bagian tubuh. Ditelapak tangan dan kaki ketebalan epidermis sangat tebal dan kasar/agak keras.
Epidermis terdiri dari :
  1.       Lapisan tanduk/stratum kornium yaitu lapisan epidermis paling luar sehingga menutupi semua lapisan epidermis yang lebih kedalam. Sel2 tanduk ini secara biologis mudah mati, bentuknya gepeng, tidak berinti dan berhubungan satu dengan yang lain secara kuat sekali sehingga terbentuk lembaran2 tanduk. Lapisan tanduk hamper tidak mengandung air karena proses penandukan/keratinisasi diiringi dengan penguapan air dan mengeringnya lapisan tanduk. Elastisitasnya kecil tetapi lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapisan kulit yang lebih dalam sehingga turut memelihara tonus dan turgor kulit.
  2. .      Lapisan bening/stratum lusidium : lapisan yang tipis ini dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan butir. Sel-selnya tidak mempunyai batas-batas yang jelas. Inti-inti sel berbentuk gepeng tampak samar/sama sekali tidak terlihat. Protoplasma sel-sel tersebut bersifat transluen/tembus cahaya, makanya berbentuk bening. Protoplasma mengandung suatu suatu zat prokeratin yang disebut ellidin. Proses keratinisasi dianggap bermulai dilapisan ini. Lapisan bening tidak sama tebalnya diseluruh kulit tubuh. Kulit dengan epidermis tipis misalnya kulit kelopak mata, pada bagian ini tidak memiliki lapisan bening sedangkan pada kulit telapak tangan dan kaki memiliki lapisan bening yang paling tebal.
  3.    Lapisan butir/stratum granulosum : lapisan ini diberi nama lapisan butir karena dalam protoplasma sel-sel lapisan ini dapat dilihat butir-butir keratohilain yaitu suatu zat pendahulu dalam proses keratinisasi. Sel-sel nya berbentuk seperti kumparan gepeng dan teratur menjadi 2-4 baris. Lapisan ini juga paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
  4.    Lapisan taju/stratum spinasium : sel-sel lapisan taju yang terlepas pada permukaannya seolah-olah ditaburi duri. Pada tempat bertemunya 2 taju satu dengan yang lain sel-sel yang berdekatan saling berhubungan dengan erat. Didalam taju terhambat banyak serabut yang disebut tonofilamen dan terdiri dari protein berserabut sejenis keratin dalam bentuk tidak sempurna. Jika tonofilamen2 rusak, sel-sel taju cenderung runtuh dan terlepas dari sel-sel tetangganya. Tonofilamen dan taju-taju merupakan unsure-unsur esensial untuk mempertahankan keutuhan epidermis.
  5.   Lapisan benih/stratum germinativum/stratum basale : lapisan ini merupakan lapisan yang paling dalam dari epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak/silinde dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Antara sel-sel torak epidermis terdapat pula sel-sel benih yang membuat pigmen melanin yang disebut melanosit. Sel-sel torak lapisan benih terus-menerus mengadakan mitosis. Sel-sel yang baru dibentuk mendorong sel-sel yang lebih tua keatas dalam beberapa buku teks lapisan taju bersama lapisan lapisan benih dijuluki sebagai stratum malphigi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mitosis sel-sel epidermis berlangsung didalam stratum malphigi. Dibagian-bagian yang terletak antara papil-papil dermis stratum malphigi lebih tebal dari pada tepat diatas papil-papil tersebut. Maka kulit ari mulai dari lapisan benih kedalam dikenal sebagai stratum konyungtum.